Langsung ke konten utama

Prinsip-Pinsip dalam Sintesis Senyawa Organik

Dalam melakukan sintesis senyawa organik dilakukan terlebih dahulu diskoneksi, diskoneksi ini merupakan pemisahan senyawa secara imajiner atau pemecahan molekul menjadi lebih sederhana. diskoneksi merupakan kebalikan dari sintesis, ada beberapa tahap yang harus dilakukan agar diperoleh senyawa yang diinginkan. Pada kasus senyawa kimia yang memiliki ikatan lebih dari satu yang harus di pecah, maka harus dipilih sebagai pertimbangan.
1. Sebisa mungkin pemisahakan atau pemecahan disekitar bagian tengah molekul sehingga akan didapat dua molekul yang sama besar atau simetris.
2. Sebaiknya cabang berupa rantai lurus sehingga gangguan sterik dapat diminimalkan.
3. Pada senyawa aromatik, diskoneksi biasanya dilakukan pada gugus substituennya.
4. Jika terdapat dua gugus fungsi pada senyawa aromatik, dengan gugus fungsi tersebut merupakan gugus fungsi yang berbeda, dapat dilakukan pemotongan berdasarkan reaktivitas relatifnya, gugus deaktivasi menjadi priotitas pertama.
Analisis berikutnya adalah pengenalan gugus fungsional yang ada pada molekul target yang terkait dengan sifat keelektronegatifannya, akibat pada sintesisis dan menentukan apakah reaksi ini dapat berjalan dengan  secara diskoneksi langsung, atau diubah terlebih dahulu dengan interkorvensi gugus fungsi yang biasa disingkat IGF. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang selektif.
Sebagai contoh, pada sintesis senyawa benzokaina, Senyawa benzokaina merupakan senyawa ester . Dalam prakteknya ester dapat diperoleh dengan mereaksikan antara alkohol dan asam karboksilat. Pada prakteknya, sintesis ini diawali dengan diskoneksi pada ikatan C-O
hasil yang diperoleh pada pemutusan tersebut adalah senyawa asam p-aminobenzoat, senyawa ini mempunyai dua gugus pada cincin aromatiknya, yaitu gugus COOH dan NH2. Adalah tidak mungkin untuk melakukan diskoneksi kembali karena hasil diskoneksi nantinya akan tidak sesuai dengan produk yang diinginkan, karena itu dilakukan interkorvensi gugus fungsi atau IGF. IGF dilakukan untuk mengubah gugus COOH dan NH2 kebentuk lain sehingga nantinya memungkinkan dilakukan diskoneksi. Asam aromatik dapat diperoleh dengan reaksi oksidasi gugus metal dan asam amino dibuat dengan reduksi asam amino. Sehingga diperoleh hasil berikut :
Hasil yang diperoleh pada IGF ini adalah gugus NO2 dan CH3 yang terikat pada cincin aromatik. Diskoneksi gugus nitro dapat dilakukan, karena toluena dengan mudah dibuat melalui reaksi nitrasi. Sehingga akan diperoleh reaksi sebagai berikut:
Dengan hasil tersebut dapat ditentukan reagen yang sesuai, dan reaksi berjalan sebagai berikut:
Dalam reaksi aromatik perlu diperhatikan pemilihan reagen, yaitu sebagai berikut :


Senyawa flavonoid telah banyak diteliti dan disintesis karena kegunaanya yang sangat spesifik, contohnya senyawa flavanon yang berhasil disintesis, dengan menggunakan bahan dasar o-hidroksiasetofenon dan verataldehida, yang mana verataldehida dapat disintesis dengan menggunakan bahan dasar vanilin melalui reaksi metilasi menggunakan dimetilsulfat dalam kondisi alkali. Dalam prosesnya sintesis senyawa flavonoid melibatkan dua tahap reaksi, pada tahap reaksi I, verataldehida dan orto-hidroksiasetofenon dalam kondisi alkali, yang didasarkan dengan reaksi Claisen-Schmidt dan menghasilkan senyawa kalkon. 
Reaksi Tahap 1 
Senyawa orto-hidroksiasetofenon dalam kondisi basa dapat mengahasilkan karbanion yang mampu bcrtindak sebagai nukleofil untuk menyerang karbon gugus karbonil veratraldehida berdasarkan reaksi Claisen-Schmidt.
Struktur orto-hidroksi asetofenon yang mengandung asam benzoat dan gugus karboksil
Reaksi Claisen-Schmidt disebut juga sebagai reaksi dehidrasi alkohol atau reaksi kondensasi aldol. Produk yang dihasilkan pada reaksi ini tergantung kepada katalis yang digunakan, dalam hal ini untuk membentuk karbanion yang mampu bertindak sebagai nukleofil dan menyerang gugus karbonil verataldehida yang mana akan berjalan dengan mekanisme sebagai berikut :
Jika diberikan pada o-hidroksi asetofenon akan dihasilkan reaksi sebagai berikut:
o-hidroksi asetofenon direaksikan dalam suasana basa
Adanya hidrogen alfa pada ion fenoksida akan menjadi penyebab terjadinya pertukaran proton, pertukaran ini akan menyebabkan karbanion yang relatif stabil.
karbanion (2) yang merupakan karbanion yang relatif stabil akan menyerang karbonil verataldehida yang mana reaksi tersebut berjalan sebagai berikut:

Untuk mendapatkan senyawa flavonoid tidak cukup sampai pada perlakuan tersebut, melainkan hasil yang diperoleh harus dilakukan langkah mengasamkan yaitu menggunakan HCl dan diekstraksi menggunakan diklorometan, sehingga diperoleh rendemen dalam bentuk filtrat bukan kristal. Hasil reaksi tahap pertama adalah 2'- hidroksi-3,4-dimetoksikalkon.

Reaksi Tahap 2 : 
2'- hidroksi-3,4-dimetoksikalkon bersifat asam, karena itu jika direaksikan dengan basa akan terjadi reaksi asam dan basa dan menghasilkan ion fenoksida

Ion fenoksida akan menyerang pada  C beta parsial positif dan membentuk senyawa antara atau biasa disebut sebagai intermediet. hasil yang diperoleh tersebut, yang mana jika di reaksikan dalam suasana asam akan menghasilkan enol bentuk enol akan secara mudah membentuk keto dan senyawa keto ini lebih stabil daripada enol karena memiliki energi ikatan yang lebih besar. Hasil sintesis Hasil sintesis 3’,4’- dimetoksiflavanon berwarna orange kecoklatan yang kemudian dapat diteliti dengan suatu alat yaitu spektrometer IR

Permasalahan :
1. Bagaimana cara kita dapat mengetahui senyawa yang perlu didiskoneksikan dan yang di IGF kan?
2. Mengapa senyawa keto lebih stabil dibandingkan dengan enol?
3. Dalam reaksi kondensasi aldol, mengapa perbedaan katalis sangat berpengaruh besar terhadap produk yang dihasilkan?

Komentar

  1. 2. NIM A1C117038
    Umumnya bentuk keto lebih stabil daripada bentuk enol karena sebagian besar tautomerisme keto-enol, kesetimbangan terletak jauh ke arah bentuk keto, yang menunjukkan bahwa bentuk keto biasanya jauh lebih stabil daripada bentuk enol, yang dapat dikaitkan dengan gugusnya bahwa ikatan rangkap karbon-oksigen secara signifikan lebih kuat daripada ikatan rangkap karbon-karbon.

    BalasHapus
  2. 1. Mengetahui senyawa yang perlu di IGF kan tu tergantung dengan kondisi jika ingin mendiskoneksi suatu senyawa hingga paling sederhana. Tapi ingat. iGF dilakukan jika sintesis senyawa itu dapat menghasilkan MT yang diinginkan

    BalasHapus
  3. No.3
    Kondensasi aldol merupakan reaksi organik ion enolat bereaksi dengan senyawa karbonil membentuk beta hidroksi aldehid dan beta hidroksi keton. Untuk katalis yang digunakan biasanya bersifat asam dan basa. Kenapa katalis sangat berpengaruh karena keasaman atau kebasaan dari Suatu katalis membuat alpa karbonil Bereaksi dengan senyawa Yang nantinya akan menghasilkan suatu produk.

    BalasHapus
  4. Playtech - New Zealand's #1 supplier of gaming equipment
    Playtech, an innovator of https://octcasino.com/ software herzamanindir and services for online gaming and 토토 사이트 iGaming products, have partnered with 출장샵 supplier communitykhabar Casino.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konformasi Struktur Persenyawaan Kimia Organik

Stereokimia disebut sebagai ilmu yang mempelajari mengenai penataan atom-atom dalam sebuah molekul yang relatif sama satu dengan yang lainnya dalam ruang 3D dengan kata lain stereokimia adalah kimia dari molekul dalam bentuk tiga dimensi. Ada tiga aspek stereokimia, yaitu : 1. Isomer geometri 2. Konformasi molekul  3. Kiralitas moleku Isomer adalah senyawa dengan rumus molekul sama namun memiliki struktur yang berbeda, atau isomer adalah senyawa yang berbeda tetapi memiliki rumus molekul yang sama. Kedua senyawa tersebut dinyatakan berbeda karena mempunyai sifat fisika dan kimia yang berbeda. Untuk mengubah isomer menjadi isomer lainnya harus melalui pemutusan ikatan. Dimana rintangan energetic untuk mengubah suatu konfigurasi ke keonfigurasi lainnya adalah antara 600-100 Kcal mol -1 . sumber :  http://dl.dokumen.tips.com isomer dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :  sumber : slideshare.com isomer konstitusi  adalah isomer yang mempunyai nama IUPAC yang berbeda d

Konsep Teoritis Biomolekul (Gula, Karbohidrat, dan Asam Amino)

Gula Monosakarida memiliki formula molekul yang biasanya merupakan kelipatan dari Glukosa CH2O (C6H12O6) adalah monosakarida yang paling umum. Monosakarida diklasifikasikan berdasarkan Lokasi gugus karbonil (seperti aldosa atau ketosa) dan Jumlah karbon dalam kerangka karbon. Meskipun sering digambarkan sebagai kerangka linear, dalam larutan berair banyak gula yang membentuk cincin. Monosakarida berfungsi sebagai bahan bakar utama untuk sel dan sebagai bahan baku untuk membangun molekul. Karbohidrat adalah senyawa polihidroksida aldehid atau polihidroksida keton, atau senyawa yang apabila di hidrolisa akan menghasilkan kedua senyawa tersebut. Karbohdirat terdapat dalam organisme yang hidup. Sebagai gula, tepung, pati, atau selulosa dalam kayu, kertas, dan katun. Berdasarkan molekul penyusunnya karbohidrat dibagi menjadi tiga yaitu : Monosakarida Karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis lebih lanjut untuk memberikan unit yang lebih sederhana dari polihidroksi aldehida