Langsung ke konten utama

Postingan

E-Modul Sifat Koligatif Larutan

Modul merupakan salah satu bahan ajar yang digunakans sebagai alat untuk belajar mandiri dan digunakan pengajar kepada siswa untuk memberikan materi secara runtut. Tujuan dari media pembelajaran modul adalah sebagai berikut :  1. Memperjelas dan mempermudah penyajian materi 2. Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa 3. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu 4. Memungkinkan siswa untuk mengukur kemampuannya sendiri berdasarkan pada evaluasi yang terdapat didalam modul Modul biasanya dikembangkan dengan melalui percetakan, namun modul cetak ini memiliki keterbatasan seperti biaya yang cukup besar dan tidak bisa menambahkan animasi atau video didalamnya. Oleh karena itu dibutuhkan media modul elektronik untuk mempermudah siswa dalam belajar dan memahami materi, Salah satu cara pengembangan modul elektronik adalah menggunakan 3D-Pageflip Profesional. Didalam 3D Pageflip ini siswa dapat membaca materi dengan sensasi 3 dimensi, didalam media elektronik ini juga dapat memut
Postingan terbaru

Jawaban Ujian Akhir Semester Kimia Organik III

2. Struktur

Kekuatan Asam dan Basa

Pada dasarnya terdapat tiga definisi utama asam dan basa telah mempengaruhi pemikiran ahli kimia. Pada 1884, Svante Arrhenius merumuskan definisi pertama dari ini. Kemudian, pada tahun 1923, secara independen satu sama lain, Johannes N. Brønsted dan Thomas M. Lowry mengembangkan yang kedua. Definisi ketiga tumbuh dari teori ikatan kovalen Gilbert Newton Lewis, yang ia usulkan pada tahun 1916. Definisi pertama, yang diusulkan oleh Svante Arrhenius dalam disertasi doktoralnya, sangat revolusioner sehingga ia hampir ditolak gelar Ph.D. Namun, pada 1903, ia menerima Hadiah Nobel dalam bidang kimia untuk teorinya. Teorinya menyatakan bahwa senyawa ionik stabil yang larut dalam air akan memecah, atau memisahkan, menjadi ion komponennya. Disosiasi ini, atau ionisasi, dari suatu senyawa dalam air, mengarah pada definisi asam dan basa Arrhenius. Asam adalah zat yang, ketika ditambahkan ke air, meningkatkan konsentrasi ion hidronium ,HO 3 + Karena Arrhenius menganggap reaksi asam-basa hanya

Prinsip-Pinsip dalam Sintesis Senyawa Organik (Lanjutan)

Sintesis molekul menjadi bagian penting dalam kimia organik modern. Sejumlah besar reaksi kimia sintesis senyawa organik adalah mengikutsertakan manipulasi gugus-gugus fungsi. Perubahan gugus fungsi adalah perubahan dari gugus fungsi satu ke gugus fungsi lainnya. Transformasi adalah perubahan yang spesifik dari reaksi sintesis. Retrosintesis didefinisikan sebagai cara menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan transformasi stuktur dari target molekul sintetik, melalui serangkaian tahapan reaksi yang akan menuju bahan awal yang sederhana, atau bahan awal mudah didapatkan.  Pendekatan restrosintesisi untuk melakukan sintesis pada bahan awal yang telah diketahui adalah sebagai berikut: Menentukan kedudukan karbon yang terkandung pada bahan awal target. melakukan diskoneksi ikatan yang menyederhanakan senyawa secara maksimum. Mengubah hasil-hasil diskoneksi menjadi bagian-bagian nukleofilik dan elektrofilik melalui konsep donor-akseptor.  Menentukan pasangan ion intermedi

Prinsip-Pinsip dalam Sintesis Senyawa Organik

Dalam melakukan sintesis senyawa organik dilakukan terlebih dahulu diskoneksi, diskoneksi ini merupakan pemisahan senyawa secara imajiner atau pemecahan molekul menjadi lebih sederhana. diskoneksi merupakan kebalikan dari sintesis, ada beberapa tahap yang harus dilakukan agar diperoleh senyawa yang diinginkan. Pada kasus senyawa kimia yang memiliki ikatan lebih dari satu yang harus di pecah, maka harus dipilih sebagai pertimbangan. 1. Sebisa mungkin pemisahakan atau pemecahan disekitar bagian tengah molekul sehingga akan didapat dua molekul yang sama besar atau simetris. 2. Sebaiknya cabang berupa rantai lurus sehingga gangguan sterik dapat diminimalkan. 3. Pada senyawa aromatik, diskoneksi biasanya dilakukan pada gugus substituennya. 4. Jika terdapat dua gugus fungsi pada senyawa aromatik, dengan gugus fungsi tersebut merupakan gugus fungsi yang berbeda, dapat dilakukan pemotongan berdasarkan reaktivitas relatifnya, gugus deaktivasi menjadi priotitas pertama. Analisis berikutnya